STRATEGI PENGEMBANGAN PESAN
Mata kuliah
: Manajemen Komunikasi dan Pemasaran
Dosen pengampu :
Dr. Handes Mi.Kom
Disusun oleh
Kelompok 7
Kelas 6A
AGUSTIANA (11523210)
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK
2017/2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT
atas berkat dan rahmat-Nya, makalah ini bisa hadir di hadapan Anda. Tak lupa
pula, atas kerjasama dan rekan-rekan akhirnya makalah ini bisa diselesaikan.
Untuk itu, ucapan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kami haturkan kepada
dosen pengampu mata kuliah Manajemen Komunikasi dan Pemasaran yang telah
memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk membahas materi tentang Strategi
Pengembangan Pesan.
Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini, bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Selain itu, penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan atau kesalahan yang harus diperbaiki. Untuk itu, saran dan kritik
yang membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan makalah ini untuk ke depannya. Akhir kata Saya mengucapakan terimakasih.
Wassalamu’alaikumwr.wb.
Pontianak, April 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A.
Latar Belakang ........................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah .................................................................. 3
C.
Tujuan ...................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 4
A.
Pengertian Pesan...................................................................... 4
B.
Strategi dalam Pengembangan Pesan.................................... 7
C.
Langkah-langkah
Strategis dalam Pengembangan Pesan.. 10
BAB III PENUTUP ............................................................................ 14
A.
Kesimpulan ............................................................................. 14
B.
Saran ....................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam berkomunikasi, kita sering mengabaikan maksud
dan tujuan kita dalam melakukan komunikasi tersebut, padahal seharusnya pesan
yang kita lakukan harus tersampaikan dengan baik oleh sasaran kita. Pesan
merupakan inti dari tujuan komunikasi yang dilakukan. Hal inilah mengapa kita
harus mengetahui cara berkomunikasi yang baik agar pesan yang ingin disampaikan
bisa diterima dengan baik pula oleh komunikan.
Dalam penyampaian pesan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, salah satunya adalah dari penggunaan Bahasa yang tepat.
Pengunaaan Bahasa yang tepat adalah penggunaan Bahasa yang tidak
berbelit-belit, sederhana, dan mudah dimengerti, sehingga maksud serta tujuan
pesan itu akan disampaikan dan mudah dicerna oleh komunikan. Hal yang sama
dilakukan juga dalam suatu pemasaran. Seperti yang kita ketahui, pemasaran erat
hubungannya dengan pengenalan produk atau biasa disebut dengan promosi. Dalam
promosi ini, peran serta komunikasi yang baik sangat dibutuhkan agar target
atau konsumen merasa tertarik dengan apa yang ditawarkan. Untuk itu, perlu
adanya strategi komunikasi yang baik dalam penyampaian pesan tersebut.
Strategi ialah suatu cara yang dilakukan agar ide atau
gagasan yang disampaikan dapat berjalan dengan efektif atau sesuai dengan apa
yang kita harapkan. Adapun yang dimaksud dengan strategi komunikasi menurut
Smith (2005: 3), ialah kegiatan atau kampanye komunikasi yang sifatnya
informasional maupun persuasif untuk membangun pemahaman dan dukungan terhadap
suatu ide, gagasan, produk maupun jasa yang terencana yang dilakukan oleh suatu
organisasi baik yang berorientasi laba maupun nirlaba, memiliki tujuan, rencana
dan berbagai alternatif berdasarkan riset dan memiliki evaluasi. Hal ini
berarti komunikasi pemasaran merupakan perwujudan dari konsep-konsep
komunikasi. Adapun pengertian dari komunikasi pemasaran itu sendiri adalah
fungsi dalam manajemen yang memusatkan perhatian pada produk atau jasa untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Namun, koordinasi dari dua kegiatan
tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemasaran perusahaan.
Salah satu hal terpenting dalam komunikasi pemasaran
adalah strategi komunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi pemasaran sudah
terintregrasi (Integrated marketing communication) dalam beberapa bentuk bauran
komunikasi pemasaran seperti menggunakan iklan, public relations, sales
promostions, personal selling, direct sell dan event. Untuk menarik perhatian
khalayak, pesan komunikasi pemasaran tidak hanya sekedar berbentuk persuasif.
Dibutuhkan strategi yang lebih kreatif dalam pengembangan pesan untuk menarik
perhatian agar pesan itu lebih berkesan. Dengan begitu betapa pentingnya kita
mempelajari bagaimana seharusnya penyaimpaian pesan yang baik dengan
mempelajari strategi dalam pengembangan pesan. Menurut Pujiyanto (2013: 138),
strategi pengembangan pesan merupakan suatu yang dimiliki manusia berupa
kemauan untuk menemukan pendekatan-pendekatan, terobosan, pemikiran serta
gagasan baru untuk menghadapi masalah yang paling mendesak untuk memecah
masalah secara cepat dan akurat dengan caranya sendiri, untuk menghasilkan
hal-hal baru serta unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya. Untuk itu
diperlukan ide-ide atau cara yang kreatif. Menjadi kreatif berarti memiliki
gagasan baru yang cenderung aneh dan berbeda dari kondisi yang sudah umum.
Sehingga sebagai pemasar sosial dibutuhkan keberanian untuk mengambil resiko
karena ada kalanya akan dianggap bodoh (bahkan umumnya gagasan hebat awalnya dianggap
gila). Untuk itu hal yang harus kita
ketahui adalah bahwa sebenarnya
kreativitas itu muncul dari hasil pemikiran-pemikiran seseorang, pengolahan ide
yang dilakukan secara terus menerus untuk mendapatkan suatu yang baru, unik dan
beda dari lainnya. Jadi dalam hal ini, kita ditantang untuk merumuskan tidak
hanya menciptakan pesan komunikasi pemasaran yang persuasif dalam bauran
komunikasi pemasaran yang ada.
Dalam mengembangkan suatu pesan diperlukan kemampuan
antara ilmu dan seni. Pesan tidak harus dikembangkan oleh para ahli yang mampu
menganalisis dan mendesain strategi pesan, tetapi harus dapat membangkitkan
emosi. Jadi dalam komunikasi pemasaran, pesan memang harus menggunakan strategi
pengembangan pesan agar menarik perhatian. Strategi pengembangan pesan dalam
komunikasi pemasaran bisa membuat komunikator memahami seluruh perencanaan
program pengembangan media. Sehingga dapat merumuskan pesan-pesannya, serta
memilih media-media yang cocok untuk dikembangkan dengan tipe khalayak yang ada
dan kemampuan perusahaan. Untuk itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari
cara berkomunikasi yang baik agar pesan yang ingin disampaikan bisa diterima
sesuai dengan yang kita inginkan, salah satunya adalah mempelajari tentang
Strategi Pengembangan Pesan berikut ini.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan pesan?
2.
Bagaimana strategi dalam pengembangan pesan?
3.
Apa saja langkah-langkah strategis dalam pengembangan pesan?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian pesan.
2.
Untuk mengetahui strategi dalam
pengembangan pesan.
3.
Untuk mengetahui langkah-langkah strategis dalam pengembangan
pesan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pesan
Pesan merupakan seperangkat simbol verbal
dan nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber. Pesan
menurut Onong Effendy (1989: 224) menyatakan bahwa pesan adalah: “suatu
komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran dan perasaan
seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa/lambang-lambang lainnya
disampaikan kepada orang lain”. Sedangkan Abdul Hanafi menjelaskan bahwa pesan
itu adalah “produk fiktif yang nyata di hasilkan oleh sumber-encoder” (Siahaan,
1991: 62). Kalau berbicara maka “pembicaraan” itulah pesan, ketika menulis maka
“tulisan” itulah yang dinamakan pesan. Menurut Stephen W. King, pesan adalah
suatu bentuk yang disandi, yang secara tersirat didalamnya mengandung pengaruh
sosial. Penyandian pesan (encoding), penuangan ide atau gagasan kedalam
lambang-lambang yang berarti oleh sumber agar dapat ditafsirkan (decoding) sama
oleh penerima dan berikutnya agar dapat menghasilnya efek berupa perilaku yang
sesuai dengan yang diharapkan. Menurut George A. Borden, isomorfik adalah
kesamaan penafsiran pada perilaku yang sama dalam pikiran komunikator atau
komunikan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pesan
adalah suatu proses komunikasi dalam penyampaian informasi, baik berupa ide
atau gagasan yang dilakukan melalui lambang-lambang atau simbol lainnya yang
disampaikan kepada orang lain agar maksud yang diharapkan, tersalurkan dengan
baik.
1. Unsur Pesan
Pesan dapat
dimengerti dalam tiga unsur yaitu kode pesan, isi pesan dan wujud pesan.
a. Kode pesan adalah sederetan simbol yang
disusun sedemikian rupa sehingga bermakna bagi orang lain. Contoh bahasa
Indonesia adalah kode yang mencakup unsur bunyi, suara, huruf dan kata yang
disusun sedemikian rupa sehingga mempunyai arti.
b. Isi pesan adalah bahan untuk atau materi
yang dipilih yang ditentukan oleh komunikator untuk mengomunikasikan maksudnya.
c. Wujud pesan adalah sesuatu yang membungkus
inti pesan itu sendiri, komunikator memberi wujud nyata agar komunikan tertarik
akan isi pesan didalamnya. (Siahaan, 1991: 62).
2. Bentuk Pesan
Pesan
adalah gagasan atau ide yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan
untuk tujuan tertentu. Dalam setiap melakukan komunikasi unsur penting
diantaranya adalah pesan, karena pesan disampaikan melalui media yang tepat,
bahasa yang di mengerti, kata-kata yang sederhana dan sesuai dengan maksud,
serta tujuan pesan itu akan disampaikan dan mudah dicerna oleh komunikan.
Selain hal tersebut di atas, ada beberapa bentuk-bentuk pesan yang dapat
dilihat dari segi bentuknya. Menurut A.W. Widjaja dan M. Arisyk Wahab (1999)
terdapat tiga bentuk-bentuk pesan yaitu:
a.
Informatif,
yaitu untuk memberikan keterangan fakta dan data kemudian komunikan mengambil
kesimpulan dan keputusan sendiri, dalam situasi tertentu pesan informatif tentu
lebih berhasil dibandingkan persuasif.
b.
Persuasif,
yaitu berisikan bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia
bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan sikap berubah. Tetapi berubahnya
atas kehendak sendiri. Jadi perubahan seperti ini bukan terasa dipaksakan akan
tetapi diterima dengan keterbukaan dari penerima.
c.
Koersif,
yaitu menyampaikan pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi
bentuk yang terkenal dari penyampaian secara inti adalah agitasi dengan
penekanan yang menumbuhkan tekanan batin dan ketakutan dikalangan publik.
Koersif berbentuk perintah-perintah, instruksi untuk penyampaian suatu target.
3. Jenis Pesan
Secara
umum, jenis pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan
verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat
dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan,
pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan
kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan
gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan. Pada
pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang
timbul. Dibandingkan dengan studi komunikasi verbal, studi komunikasi nonverbal
sebenarnya masih relative baru. Simbol-simbol nonverbal lebih sulit ditafsirkan
dari pada symbol-simbol verbal. Tidak ada satupun kamus andal yang dapat
membantu penerjemah nonverbal.
Secara
sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut
Larry A. Samovar dan Richard E. Porter (1994), komunikasi nonverbal mencakup
semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi,
yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang
mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima; jadi definisi ini
mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari
peristiwa komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan nonverbal
tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain. Kebanyakan
isyarat nonverbal juga tidak universal, melainkan terikat oleh budaya, jadi
dipelajari, bukan bawaan. Sedikit saja isyarat nonverbal yang merupakan bawaan.
Kita semua lahir dan mengetahui bagaimana tersenyum, namun kebanyakan semua
lahir dan mengetahui bagaimana tersenyum, namun kebanyakan ahli sepakat bahwa
di mana, kapan, dan kepada siapa kita menujukkan emosi ini dipelajari, dan
karenanya dipengaruhi oleh konteks dan budaya.
B. Strategi
pengembangan Pesan
Dalam perkembangan bisnis modern,
manajemen perencanaan pesan menjadi faktor penting untuk meyakinkan khalayak.
Empat poin pokok dalam perencanaan pesan yaitu;
1. Bagaimana menggunakan hasil analisis
khalayak/calon penerima gagasan untuk perencanaan komunikasi
2. Mengembangkan gagasan dan pokok utama dari
gagasan yang akan disampaikan,
3. Menyusun sketsa pesan
4. Mempersiapkan umpan balik kegiatan
komunikasi. Komunikasi dalam kehidupan manusia terasa sangat penting, karena
dengan komunikasi dapat menjembatani segala bentuk ide yang akan disampaikan
kepada seseorang. Dalam setiap melakukan komunikasi unsur penting diantaranya
adalah pesan, karena pesan disampaikan melalui media yang tepat, bahasa yang
dimengerti, kata-kata yang sederhana dan sesuai dengan maksud, serta tujuan
pesan itu akan disampaikan dan mudah dicerna oleh komunikan. Pesan adalah inti
utama komunikasi. Tanpa pesan, tidak terjadi adanya komunikasi. Karena pesan
termasuk salah satu unsure penting dalam komunikasi.
Syarat gagasan utama yang dibuat untuk
perencanaan komunikasi harus ringkas, langsung pada pokok persoalan, dan
memperlihatkan hasil yang akan diperoleh bila kegiatan dilakukan. Selanjutnya
pokok utama merupakan tulang punggung pesan yang merencanakan garis besar
subdivisi utama. Syarat pokok dari sebuah pesan, harus menyokong,
menggambarkan, atau mendeskripsikan gagasan utama dengan bahasa yang ringkas
dan jelas agar khalayak mampu mencerna isi pesan yang disajikan. Mengembangkan
suatu pesan memang harus menarik perhatian. Proses dan teknik pembuatan
pesan-pesan tidak dapat dibuat begitu saja dengan cepat/spontan. Pekerjaan
membuat pesan agar menarik dapat disebut sebagai “pekerjaan kreatif”.
1. Big Idea6
Mendapatkan ide
untuk sebuah kampanye pemasaran memang tidak selalu mudah. Kadang ide begitu
saja muncul dalam satu menit, kadang perlu berhari-hari. Akan sangat bermanfaat
bila dalam mengembangkan sebuah konsep kreatif, Kita mengadakan brainstorming session (pertemuan sumbang
saran) dulu dengan tim kreatif Kita. Beradu argument dalam proses penciptaan
suatu gagasan kreatif sangat perlu agar gagasan itu lebih teruji, lebih baik,
dan yang penting bisa menjual. Namun jangan lupa, kita membuat iklan bukan
untuk kita sendiri melainkan untuk orang lain, yaitu khalayak sasaran produk
kita. Karena itu, konsep kreatif sedapat mungkin harus diuji oleh orang-orang
di luar penciptanya. Predikat “bagus” itu harus keluar dari mulut orang lain,
bukan dari penciptanya sendiri.
Mengutip
swa.co.id. (9/2010) Janoe Arijanto, Presiden Direktur Dentsu Strat mengatakan,
ada dua macam jenis rancangan IMC; (1) metode
centralizing, yaitu menguatkan pesan secara seragam dan menyebarkannya
dalam waktu bersamaan di berbagai macam media, (2) metode cross media system, yang menggunakan pola skenario dalam
merespon purchasing behavior detail, menyesuaikan perilaku konsumen dari
pertama kali launching kampanye sampai ke pembelian bahkan sampai share.
Masing-masing titik dalam alur pembelian itu diberlakukan secara berbeda, baik
sub-messagenya maupun treatment terhadap
medianya. Kunci keberhasilan komunikasi pemasaran adalah pada adanya ‘big
idea’. Untuk mendapatkan big idea tersebut dibutuhkan riset kualitatif maupun
kuantitatif untuk menemukan consumer insight yang akan diterjemahkan ke dalam
strategi komunikasinya. Komunikasi Pemasaran bukan hanya persoalan konsistensi,
tapi juga persoalan fleksibilitas dan kecerdasan membaca setiap titik proses.
Corner stone IMC adalah fokus pada khalayak sasaran.
Untuk menentukan
contact management, yaitu mengelola ‘titik-titik persentuhan’ khalayak dengan
brand. Dengan cara mengidentifikasi customer contact melalui melalui berbagai
pendekatan seperti customer experience mapping atau customer journey mapping.
Berdasarkan pemahaman persentuhan brand dengan target audience itu barulah
dirancang message media yang terintegrasi. Proses pencarian idea komunikasi ini
hanya dapat dilakukan melalui eksplorasi terhadap karakteristik khalayak
sasaran baik secara kognitif (di pikiran/benak); konatif (perilaku
beli/penggunaan), hingga afektif (preferensi).
Kebijakan
penggunaan media massa hanya akan digunakan di tingkat awareness. Ketika
memerlukan involvement lebih dalam, konsumen harus diajak dan dirayu melalui
cross media. Di sanalah seluruh contact point digunakan, baik conventional maupun unconventional. Pemilihan media placement
sangat tergantung pada target audience yang dibidik, media habit, dan perilaku
sehari-harinya. Pesan komunikasi pemasaran diukur berdasarkan efektivitas per contact point, atau seberapa besar
masing-masing contact point berperan dalam setiap alur purchasing behavior.
Contact point ini, dalam dalam point of view marketing harus mampu mendorong
sampai tahap purchase intention, bukan hanya awareness.
2. Strategi Pesan
Di dalam
merumuskan suatu pesan tentunya dibutuhkan strategi kreatif yang akan mendukung
suatu pesan menjadi sesuai dengan tujuan periklanan suatu produk, sebab pesan
merupakan hal yang sangat penting dalam membuat sebuah iklan. Adapun
tahap-tahap yan juga dilalui yaitu dengan melakukan tahap pembetukan evaluasi,
seleksi, dan pelaksanaan pesan. Pembetukan pesan tentang suatu produk seperti
yang telah dijelaskan di atas pada prinsipnya merupakan manfaat utama yang
ditawarkan merk sebagai pengembangan konsep produk. Pesan iklan harus dapat
disampaikan secara kreatif, bahkan kreatifitas ini lebih penting daripada
jumlah uang atau budget yang dikeluarkan.
Strategi kreatif
adalah pilihan bentuk pesan iklan yang dapat mencapai tujuan periklanan. Untuk
mencapai tujuan komunikasi perlu dipilih bentuk pesan yang sesuai. Pengertian
strategi kreatif dapat memiliki arti yang berbeda-beda, karena startegi kreatif
dapat dinilai dari sudut pandang siapa yang menglihatnya. Menurut Christopher
Gilson & Berkman (1986), perumusan strategi kreatif ada tiga tahap, yaitu:
a. Mengumpulkan dan mempersiapkan informasi
pemasaran yang tepat, yang menyangkut, rencana pemasaran dan komunikasi; hasil
penelitian tentang konsumen sasaran; data tentang produk; pesaingan di pasar;
dan rencana dasar strategi media (kapan dan dalam media apa yang iklan tersebut
akan dimunculkan).
b. Orang kreatif menetapkan suatu posisi
dalam penjualan serta menentukan tujuan iklan yang akan dihasilkan berdasarkan
informasi yang diperoleh.
c. Presentasi di depan perngiklan/klien untuk
memperoleh persetujuan sebelum rancangan iklan yang telah dibuat diproduksi dan
dipublikasikan melalui media yang telah ditetapkan.
C. Langkah
Strategis dalam pengembangan Pesan
1. Menentukan tujuan komunikasi: Jenis dampak
apa yang perlu dicapai pesan.
Pada
langkah pertama pengembangan pesan biasanya diarahkan untuk menciptakan
perubahan pada tataran pengetahuan atau kognitif. Pada tahap ini pengaruh yang
diharapkan adalah munculnya kesadaran, berubahnya keyakinan atau meningkatnya
pengetahuan khalayak tentang isu tertentu. Tahapan berikutnya diarahkan pada
perubahan dalam ranah sikap atau attitude.
Sasarannya adalah untuk memunculkan simpati, rasa suka, kepedulian atau
keberpihakan khalayak pada isu-isu yang menjadi tema kampanye. Sementara pada
tahap terakhir kegiatan kampanye ditujukan untuk mengubah perilaku khalayak
secara konkrit dan terukur. Tahap ini menghendaki adanya tindakan tertentu yang
dilakukan oleh sasaran kampanye.
Contoh Tujuan
Komunikasi Pemasaran:
a. Kognitif: kesadaran, mendidik, menjelaskan,
pengetahuan merek;
b. Afektif: citra atau kepribadian, sikap
& keinginan merek, keinginan atau kebutuhan, menyerang akord emosional;
c. Perilaku: meningkatkan uji coba,
pembelian, pembelian kembali.
2. Wawasan Pelanggan: Menemukan berlian dalam
data
Wawasan
pelanggan (Customer insight): sikap dan kepercayaan yang mempengaruhi perilaku
pelanggan. Wawasan pelanggan (customer insight) adalah fondasi untuk memahami
pelanggan. Tentang apa yang memicu orang membuat keputusan dan apa yang dibalik
pikiran serta perasaan orang-orang terhadap suatu produk atau jasa.
Secara
umum, dalam skala yang lebih besar, wawasan pelanggan ini didapat dari analisis
database dan segmentasi pelanggan. Pada beberapa industri, ini bahkan diawali
dengan membuat semacam profil personal pembeli (buyer personal). Tapi langkah
dalam skala yang lebih kecil dan secara induktif bisa dilakukan. Sebagai contoh,
sebuah website perusahaan, kita dapat mengumpulkan dan mempelajari data
pelanggan dari bagian komentar, FAQ (frequently asked questions), dan umpan
balik. Ketika mengumpulkan data-data wawasan tersebut, Kita perlu memperhatikan
bukan sekadar pada apa yang terang terang dan rinci, tapi terutama pada apa
yang tidak tampak jelas, seperti ketertarikan, motif, dan hasrat seseorang.
Tujuan
dari semua upaya menelusuri wawasan pelanggan ini adalah untuk membuat
informasi, pesan, cerita, atau konten yang bisa ditemukan, dikonsumsi,
menimbulkan keterlibatan, dan akhirnya membuat orang melakukan pembelian.
Misalnya rokok Marlboro. Wawasan bahwa pria muda dan setengah baya berkhayal
tentang kebebasan & macho kemerdekaan koboi. Ini memungkinkan pria untuk melarikan
diri ke dalam fantasi ini (La Angka, 11/2014).
3. Memilih Strategi Menjual
a. Manfaat: bagaimana produk memuaskan
kebutuhan, keinginan dan keinginan pelanggan; Janji: hal baik apa yang akan
terjadi jika seseorang membeli produk ini; Alasan mengapa: pembuktian, dukungan
atau bukti yang menjelaskan mengapa suatu produk akan memberikan manfaat yang
dijanjikan.
b. Fitur: atribut yang memberi suatu produk
perbedaan yang khas
c. Nilai-harga: menawarkan produk dengan
kualitas terbaik yang bisa Anda beli dengan harga itu. Mungkin ada produk
berkualitas lebih baik tapi harganya lebih mahal. Harga tetap, nilainya tidak.
Nilai adalah persepsi tentang sesuatu yang berharga dari segi kualitas dan
harga.
d. Proposisi penjualan unik (USP): strategi
penjualan berdasarkan perbedaan produk yang paling berbeda dari produk
kompetitif; Memberikan alasan atau bukti di mana klaim, keuntungan atau
proposisi berada
e. Generik (kekhasan): menekankan fitur dasar
atau keuntungan dari produk.
f.
Pre-emptive:
berfokus pada atribut atau manfaat yang dimiliki oleh produk lain pada kategori
yang diklaim namun tidak.
g. Informasi: berdasarkan fakta tentang merek
dan atributnya
h. Kredibilitas: mempertinggi keyakinan &
mengurangi persepsi risiko; Penggunaan endorser, PR, testimonial
i.
Emosional:
berhubungan dengan pelanggan dan prospek pada tingkat afektif dan pindahkan
mereka untuk merespons dengan perasaan
j.
Asosiasi:
hubungan psikologis antara merek & pelanggan & prospeknya
k. Gaya Hidup: Menggunakan situasi &
simbol gaya hidup yang dapat dikenali oleh target audiens dengan atau
bercita-cita tinggi
l.
Insentif:
Menciptakan rasa kedekatan & penghargaan pelanggan untuk merespons dengan
cepat
m. Pengingat: Menjaga merek teratas dengan
target. Digunakan oleh merek dewasa dengan identitas merek yang mapan &
dirancang untuk mengarahkan ingatan pelanggan pada titik pembelian.
n. Interaktif: Membuat komunikasi dua arah
untuk membuka komunikasi dengan pelanggan dan menangkap umpan balik mereka
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pesan adalah suatu
proses komunikasi dalam penyampaian informasi, baik berupa ide atau gagasan
yang dilakukan melalui lambang-lambang atau simbol lainnya yang disampaikan
kepada orang lain agar maksud dan tujuan yang diharapkan, tersalurkan dengan
baik. Adapun cara supaya pesan bisa dimengerti dengan baik adalah terdapat tiga
unsur di dalamnya, yaitu: kode pesan, isi pesan, dan wujud pesan. Dari hal
tersebut, maka ada tiga bentuk pesan yang biasa disampaikan, yaitu: informatif
(berisi tentang fakta dan data), persuasif (berupa bujukan atau ajakan), dan bentuk
koersif (berupa paksaan). Adapun cara penyampaian pesan, bisa kita lakukan
dengan 2 jenis pesan, seperti pesan verbal (penyampaian yang dilakukan dengan
menggunakan kata-kata) dan pesan nonverbal (penyampaian melalui gerak-gerik
seperti ekspresi atau isyarat).
Langkah-langkah
strategis dalam pengembangan pesan dibagi menjadi 3, yaitu:
1.
Menentukan tujuan komunikasi: Jenis dampak apa yang perlu dicapai
pesan.
2.
Wawasan Pelanggan: Menemukan berlian dalam data
3.
Memilih Strategi Menjual.
B.
Saran
Dalam penyampaian suatu
pesan, akan lebih baik jika dilakukan melaui strategi-strategi yang baik dan tepat,
guna mendapatkan maksud dan tujuan dari yang diharapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Harold
W. Berkman, Christopher C. Gilson. Consumer Behavior: Concepts and Strategies. Kent Publishing Company. 1986.
Laurie
J. Wilson, Joseph D. Ogden. Strategic Communications Planning: For Effective
Public Relations and Marketing. Front Cover. Kendall/Hunt Pub. 2008.
La
Angka. Arfan. http://www.arfanlaangka.org November 28, 2014
Larry A.
Samovar, & Richard E. Porter.
Intercultural Communication: A Reader: A Reader. Limited preview. 1994.
Muhammad
Suryanto, Aplikasi Desain Grafis Untuk
Periklanan. Andi. Yogyakarta. 2004.
Richard
West dan Lynn H. Turner. Introducing
Communication Theory, 4th ed. McGraw Hill. New York. 2010.
Siahaan,
S.M. Komunikasi Pemahaman dan Penerapan.
PT. BPK Gunung Mulia. Jakarta. 1991.
Widjaja,
A.W. Pengantar Studi Ilmu Komunikasi.
Rineka Cipta. Jakarta. 1999.
DAFTAR SUMBER INTERNET
https://swa.co.id/