Sabtu, 28 April 2018

STRATEGI PENGEMBANGAN PESAN



STRATEGI PENGEMBANGAN PESAN

Mata kuliah                    : Manajemen Komunikasi dan Pemasaran
Dosen pengampu            : Dr. Handes Mi.Kom
                                           



Disusun oleh
Kelompok 7
Kelas 6A

AGUSTIANA (11523210)


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI  (IAIN)
PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK
2017/2018




KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, makalah ini bisa hadir di hadapan Anda. Tak lupa pula, atas kerjasama dan rekan-rekan akhirnya makalah ini bisa diselesaikan. Untuk itu, ucapan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kami haturkan kepada dosen pengampu mata kuliah Manajemen Komunikasi dan Pemasaran yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk membahas materi tentang Strategi Pengembangan Pesan.
Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini, bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Selain itu, penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan atau kesalahan yang harus diperbaiki. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan makalah ini untuk ke depannya. Akhir kata Saya mengucapakan terimakasih.

Wassalamu’alaikumwr.wb.


Pontianak,   April 2018

Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A.    Latar Belakang ........................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah .................................................................. 3
C.    Tujuan ...................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 4
A.    Pengertian Pesan...................................................................... 4
B.     Strategi dalam Pengembangan Pesan.................................... 7          
C.    Langkah-langkah Strategis dalam Pengembangan Pesan.. 10

BAB III PENUTUP ............................................................................ 14
A.    Kesimpulan ............................................................................. 14
B.     Saran ....................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 15




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam berkomunikasi, kita sering mengabaikan maksud dan tujuan kita dalam melakukan komunikasi tersebut, padahal seharusnya pesan yang kita lakukan harus tersampaikan dengan baik oleh sasaran kita. Pesan merupakan inti dari tujuan komunikasi yang dilakukan. Hal inilah mengapa kita harus mengetahui cara berkomunikasi yang baik agar pesan yang ingin disampaikan bisa diterima dengan baik pula oleh komunikan.
Dalam penyampaian pesan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya adalah dari penggunaan Bahasa yang tepat. Pengunaaan Bahasa yang tepat adalah penggunaan Bahasa yang tidak berbelit-belit, sederhana, dan mudah dimengerti, sehingga maksud serta tujuan pesan itu akan disampaikan dan mudah dicerna oleh komunikan. Hal yang sama dilakukan juga dalam suatu pemasaran. Seperti yang kita ketahui, pemasaran erat hubungannya dengan pengenalan produk atau biasa disebut dengan promosi. Dalam promosi ini, peran serta komunikasi yang baik sangat dibutuhkan agar target atau konsumen merasa tertarik dengan apa yang ditawarkan. Untuk itu, perlu adanya strategi komunikasi yang baik dalam penyampaian pesan tersebut.
Strategi ialah suatu cara yang dilakukan agar ide atau gagasan yang disampaikan dapat berjalan dengan efektif atau sesuai dengan apa yang kita harapkan. Adapun yang dimaksud dengan strategi komunikasi menurut Smith (2005: 3), ialah kegiatan atau kampanye komunikasi yang sifatnya informasional maupun persuasif untuk membangun pemahaman dan dukungan terhadap suatu ide, gagasan, produk maupun jasa yang terencana yang dilakukan oleh suatu organisasi baik yang berorientasi laba maupun nirlaba, memiliki tujuan, rencana dan berbagai alternatif berdasarkan riset dan memiliki evaluasi. Hal ini berarti komunikasi pemasaran merupakan perwujudan dari konsep-konsep komunikasi. Adapun pengertian dari komunikasi pemasaran itu sendiri adalah fungsi dalam manajemen yang memusatkan perhatian pada produk atau jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Namun, koordinasi dari dua kegiatan tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemasaran perusahaan.
Salah satu hal terpenting dalam komunikasi pemasaran adalah strategi komunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi pemasaran sudah terintregrasi (Integrated marketing communication) dalam beberapa bentuk bauran komunikasi pemasaran seperti menggunakan iklan, public relations, sales promostions, personal selling, direct sell dan event. Untuk menarik perhatian khalayak, pesan komunikasi pemasaran tidak hanya sekedar berbentuk persuasif. Dibutuhkan strategi yang lebih kreatif dalam pengembangan pesan untuk menarik perhatian agar pesan itu lebih berkesan. Dengan begitu betapa pentingnya kita mempelajari bagaimana seharusnya penyaimpaian pesan yang baik dengan mempelajari strategi dalam pengembangan pesan. Menurut Pujiyanto (2013: 138), strategi pengembangan pesan merupakan suatu yang dimiliki manusia berupa kemauan untuk menemukan pendekatan-pendekatan, terobosan, pemikiran serta gagasan baru untuk menghadapi masalah yang paling mendesak untuk memecah masalah secara cepat dan akurat dengan caranya sendiri, untuk menghasilkan hal-hal baru serta unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya. Untuk itu diperlukan ide-ide atau cara yang kreatif. Menjadi kreatif berarti memiliki gagasan baru yang cenderung aneh dan berbeda dari kondisi yang sudah umum. Sehingga sebagai pemasar sosial dibutuhkan keberanian untuk mengambil resiko karena ada kalanya akan dianggap bodoh (bahkan umumnya gagasan hebat awalnya dianggap gila). Untuk itu hal yang  harus kita ketahui adalah bahwa sebenarnya kreativitas itu muncul dari hasil pemikiran-pemikiran seseorang, pengolahan ide yang dilakukan secara terus menerus untuk mendapatkan suatu yang baru, unik dan beda dari lainnya. Jadi dalam hal ini, kita ditantang untuk merumuskan tidak hanya menciptakan pesan komunikasi pemasaran yang persuasif dalam bauran komunikasi pemasaran yang ada.
Dalam mengembangkan suatu pesan diperlukan kemampuan antara ilmu dan seni. Pesan tidak harus dikembangkan oleh para ahli yang mampu menganalisis dan mendesain strategi pesan, tetapi harus dapat membangkitkan emosi. Jadi dalam komunikasi pemasaran, pesan memang harus menggunakan strategi pengembangan pesan agar menarik perhatian. Strategi pengembangan pesan dalam komunikasi pemasaran bisa membuat komunikator memahami seluruh perencanaan program pengembangan media. Sehingga dapat merumuskan pesan-pesannya, serta memilih media-media yang cocok untuk dikembangkan dengan tipe khalayak yang ada dan kemampuan perusahaan. Untuk itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari cara berkomunikasi yang baik agar pesan yang ingin disampaikan bisa diterima sesuai dengan yang kita inginkan, salah satunya adalah mempelajari tentang Strategi Pengembangan Pesan berikut ini.

B.     Rumusan Masalah
1.         Apa yang dimaksud dengan pesan?
2.         Bagaimana strategi dalam pengembangan pesan?
3.         Apa saja langkah-langkah strategis dalam pengembangan pesan?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian pesan.
2.      Untuk mengetahui strategi dalam  pengembangan pesan.
3.      Untuk mengetahui langkah-langkah strategis dalam pengembangan pesan.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pesan
Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber. Pesan menurut Onong Effendy (1989: 224) menyatakan bahwa pesan adalah: “suatu komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran dan perasaan seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa/lambang-lambang lainnya disampaikan kepada orang lain”. Sedangkan Abdul Hanafi menjelaskan bahwa pesan itu adalah “produk fiktif yang nyata di hasilkan oleh sumber-encoder” (Siahaan, 1991: 62). Kalau berbicara maka “pembicaraan” itulah pesan, ketika menulis maka “tulisan” itulah yang dinamakan pesan. Menurut Stephen W. King, pesan adalah suatu bentuk yang disandi, yang secara tersirat didalamnya mengandung pengaruh sosial. Penyandian pesan (encoding), penuangan ide atau gagasan kedalam lambang-lambang yang berarti oleh sumber agar dapat ditafsirkan (decoding) sama oleh penerima dan berikutnya agar dapat menghasilnya efek berupa perilaku yang sesuai dengan yang diharapkan. Menurut George A. Borden, isomorfik adalah kesamaan penafsiran pada perilaku yang sama dalam pikiran komunikator atau komunikan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pesan adalah suatu proses komunikasi dalam penyampaian informasi, baik berupa ide atau gagasan yang dilakukan melalui lambang-lambang atau simbol lainnya yang disampaikan kepada orang lain agar maksud yang diharapkan, tersalurkan dengan baik.
1.    Unsur Pesan
Pesan dapat dimengerti dalam tiga unsur yaitu kode pesan, isi pesan dan wujud pesan.
a.       Kode pesan adalah sederetan simbol yang disusun sedemikian rupa sehingga bermakna bagi orang lain. Contoh bahasa Indonesia adalah kode yang mencakup unsur bunyi, suara, huruf dan kata yang disusun sedemikian rupa sehingga mempunyai arti.
b.      Isi pesan adalah bahan untuk atau materi yang dipilih yang ditentukan oleh komunikator untuk mengomunikasikan maksudnya.
c.       Wujud pesan adalah sesuatu yang membungkus inti pesan itu sendiri, komunikator memberi wujud nyata agar komunikan tertarik akan isi pesan didalamnya. (Siahaan, 1991: 62).
2.    Bentuk Pesan
Pesan adalah gagasan atau ide yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan untuk tujuan tertentu. Dalam setiap melakukan komunikasi unsur penting diantaranya adalah pesan, karena pesan disampaikan melalui media yang tepat, bahasa yang di mengerti, kata-kata yang sederhana dan sesuai dengan maksud, serta tujuan pesan itu akan disampaikan dan mudah dicerna oleh komunikan. Selain hal tersebut di atas, ada beberapa bentuk-bentuk pesan yang dapat dilihat dari segi bentuknya. Menurut A.W. Widjaja dan M. Arisyk Wahab (1999) terdapat tiga bentuk-bentuk pesan yaitu:
a.         Informatif, yaitu untuk memberikan keterangan fakta dan data kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri, dalam situasi tertentu pesan informatif tentu lebih berhasil dibandingkan persuasif.
b.         Persuasif, yaitu berisikan bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan sikap berubah. Tetapi berubahnya atas kehendak sendiri. Jadi perubahan seperti ini bukan terasa dipaksakan akan tetapi diterima dengan keterbukaan dari penerima.
c.         Koersif, yaitu menyampaikan pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi bentuk yang terkenal dari penyampaian secara inti adalah agitasi dengan penekanan yang menumbuhkan tekanan batin dan ketakutan dikalangan publik. Koersif berbentuk perintah-perintah, instruksi untuk penyampaian suatu target.
3.    Jenis Pesan
Secara umum, jenis pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan. Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul. Dibandingkan dengan studi komunikasi verbal, studi komunikasi nonverbal sebenarnya masih relative baru. Simbol-simbol nonverbal lebih sulit ditafsirkan dari pada symbol-simbol verbal. Tidak ada satupun kamus andal yang dapat membantu penerjemah nonverbal.
Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter (1994), komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima; jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain. Kebanyakan isyarat nonverbal juga tidak universal, melainkan terikat oleh budaya, jadi dipelajari, bukan bawaan. Sedikit saja isyarat nonverbal yang merupakan bawaan. Kita semua lahir dan mengetahui bagaimana tersenyum, namun kebanyakan semua lahir dan mengetahui bagaimana tersenyum, namun kebanyakan ahli sepakat bahwa di mana, kapan, dan kepada siapa kita menujukkan emosi ini dipelajari, dan karenanya dipengaruhi oleh konteks dan budaya.

B.     Strategi pengembangan Pesan
Dalam perkembangan bisnis modern, manajemen perencanaan pesan menjadi faktor penting untuk meyakinkan khalayak. Empat poin pokok dalam perencanaan pesan yaitu;
1.    Bagaimana menggunakan hasil analisis khalayak/calon penerima gagasan untuk perencanaan komunikasi
2.    Mengembangkan gagasan dan pokok utama dari gagasan yang akan disampaikan,
3.    Menyusun sketsa pesan
4.    Mempersiapkan umpan balik kegiatan komunikasi. Komunikasi dalam kehidupan manusia terasa sangat penting, karena dengan komunikasi dapat menjembatani segala bentuk ide yang akan disampaikan kepada seseorang. Dalam setiap melakukan komunikasi unsur penting diantaranya adalah pesan, karena pesan disampaikan melalui media yang tepat, bahasa yang dimengerti, kata-kata yang sederhana dan sesuai dengan maksud, serta tujuan pesan itu akan disampaikan dan mudah dicerna oleh komunikan. Pesan adalah inti utama komunikasi. Tanpa pesan, tidak terjadi adanya komunikasi. Karena pesan termasuk salah satu unsure penting dalam komunikasi.
Syarat gagasan utama yang dibuat untuk perencanaan komunikasi harus ringkas, langsung pada pokok persoalan, dan memperlihatkan hasil yang akan diperoleh bila kegiatan dilakukan. Selanjutnya pokok utama merupakan tulang punggung pesan yang merencanakan garis besar subdivisi utama. Syarat pokok dari sebuah pesan, harus menyokong, menggambarkan, atau mendeskripsikan gagasan utama dengan bahasa yang ringkas dan jelas agar khalayak mampu mencerna isi pesan yang disajikan. Mengembangkan suatu pesan memang harus menarik perhatian. Proses dan teknik pembuatan pesan-pesan tidak dapat dibuat begitu saja dengan cepat/spontan. Pekerjaan membuat pesan agar menarik dapat disebut sebagai “pekerjaan kreatif”.
1.    Big Idea6
Mendapatkan ide untuk sebuah kampanye pemasaran memang tidak selalu mudah. Kadang ide begitu saja muncul dalam satu menit, kadang perlu berhari-hari. Akan sangat bermanfaat bila dalam mengembangkan sebuah konsep kreatif, Kita mengadakan brainstorming session (pertemuan sumbang saran) dulu dengan tim kreatif Kita. Beradu argument dalam proses penciptaan suatu gagasan kreatif sangat perlu agar gagasan itu lebih teruji, lebih baik, dan yang penting bisa menjual. Namun jangan lupa, kita membuat iklan bukan untuk kita sendiri melainkan untuk orang lain, yaitu khalayak sasaran produk kita. Karena itu, konsep kreatif sedapat mungkin harus diuji oleh orang-orang di luar penciptanya. Predikat “bagus” itu harus keluar dari mulut orang lain, bukan dari penciptanya sendiri.
Mengutip swa.co.id. (9/2010) Janoe Arijanto, Presiden Direktur Dentsu Strat mengatakan, ada dua macam jenis rancangan IMC; (1) metode centralizing, yaitu menguatkan pesan secara seragam dan menyebarkannya dalam waktu bersamaan di berbagai macam media, (2) metode cross media system, yang menggunakan pola skenario dalam merespon purchasing behavior detail, menyesuaikan perilaku konsumen dari pertama kali launching kampanye sampai ke pembelian bahkan sampai share. Masing-masing titik dalam alur pembelian itu diberlakukan secara berbeda, baik sub-messagenya maupun treatment terhadap medianya. Kunci keberhasilan komunikasi pemasaran adalah pada adanya ‘big idea’. Untuk mendapatkan big idea tersebut dibutuhkan riset kualitatif maupun kuantitatif untuk menemukan consumer insight yang akan diterjemahkan ke dalam strategi komunikasinya. Komunikasi Pemasaran bukan hanya persoalan konsistensi, tapi juga persoalan fleksibilitas dan kecerdasan membaca setiap titik proses. Corner stone IMC adalah fokus pada khalayak sasaran.
Untuk menentukan contact management, yaitu mengelola ‘titik-titik persentuhan’ khalayak dengan brand. Dengan cara mengidentifikasi customer contact melalui melalui berbagai pendekatan seperti customer experience mapping atau customer journey mapping. Berdasarkan pemahaman persentuhan brand dengan target audience itu barulah dirancang message media yang terintegrasi. Proses pencarian idea komunikasi ini hanya dapat dilakukan melalui eksplorasi terhadap karakteristik khalayak sasaran baik secara kognitif (di pikiran/benak); konatif (perilaku beli/penggunaan), hingga afektif (preferensi).
Kebijakan penggunaan media massa hanya akan digunakan di tingkat awareness. Ketika memerlukan involvement lebih dalam, konsumen harus diajak dan dirayu melalui cross media. Di sanalah seluruh contact point digunakan, baik conventional maupun unconventional. Pemilihan media placement sangat tergantung pada target audience yang dibidik, media habit, dan perilaku sehari-harinya. Pesan komunikasi pemasaran diukur berdasarkan efektivitas per contact point, atau seberapa besar masing-masing contact point berperan dalam setiap alur purchasing behavior. Contact point ini, dalam dalam point of view marketing harus mampu mendorong sampai tahap purchase intention, bukan hanya awareness.
2.    Strategi Pesan
Di dalam merumuskan suatu pesan tentunya dibutuhkan strategi kreatif yang akan mendukung suatu pesan menjadi sesuai dengan tujuan periklanan suatu produk, sebab pesan merupakan hal yang sangat penting dalam membuat sebuah iklan. Adapun tahap-tahap yan juga dilalui yaitu dengan melakukan tahap pembetukan evaluasi, seleksi, dan pelaksanaan pesan. Pembetukan pesan tentang suatu produk seperti yang telah dijelaskan di atas pada prinsipnya merupakan manfaat utama yang ditawarkan merk sebagai pengembangan konsep produk. Pesan iklan harus dapat disampaikan secara kreatif, bahkan kreatifitas ini lebih penting daripada jumlah uang atau budget yang dikeluarkan.
Strategi kreatif adalah pilihan bentuk pesan iklan yang dapat mencapai tujuan periklanan. Untuk mencapai tujuan komunikasi perlu dipilih bentuk pesan yang sesuai. Pengertian strategi kreatif dapat memiliki arti yang berbeda-beda, karena startegi kreatif dapat dinilai dari sudut pandang siapa yang menglihatnya. Menurut Christopher Gilson & Berkman (1986), perumusan strategi kreatif ada tiga tahap, yaitu:
a.       Mengumpulkan dan mempersiapkan informasi pemasaran yang tepat, yang menyangkut, rencana pemasaran dan komunikasi; hasil penelitian tentang konsumen sasaran; data tentang produk; pesaingan di pasar; dan rencana dasar strategi media (kapan dan dalam media apa yang iklan tersebut akan dimunculkan).
b.      Orang kreatif menetapkan suatu posisi dalam penjualan serta menentukan tujuan iklan yang akan dihasilkan berdasarkan informasi yang diperoleh.
c.       Presentasi di depan perngiklan/klien untuk memperoleh persetujuan sebelum rancangan iklan yang telah dibuat diproduksi dan dipublikasikan melalui media yang telah ditetapkan.

C.    Langkah Strategis dalam pengembangan Pesan
1.      Menentukan tujuan komunikasi: Jenis dampak apa yang perlu dicapai pesan.
Pada langkah pertama pengembangan pesan biasanya diarahkan untuk menciptakan perubahan pada tataran pengetahuan atau kognitif. Pada tahap ini pengaruh yang diharapkan adalah munculnya kesadaran, berubahnya keyakinan atau meningkatnya pengetahuan khalayak tentang isu tertentu. Tahapan berikutnya diarahkan pada perubahan dalam ranah sikap atau attitude. Sasarannya adalah untuk memunculkan simpati, rasa suka, kepedulian atau keberpihakan khalayak pada isu-isu yang menjadi tema kampanye. Sementara pada tahap terakhir kegiatan kampanye ditujukan untuk mengubah perilaku khalayak secara konkrit dan terukur. Tahap ini menghendaki adanya tindakan tertentu yang dilakukan oleh sasaran kampanye.
Contoh Tujuan Komunikasi Pemasaran:
a.       Kognitif: kesadaran, mendidik, menjelaskan, pengetahuan merek;
b.      Afektif: citra atau kepribadian, sikap & keinginan merek, keinginan atau kebutuhan, menyerang akord emosional;
c.       Perilaku: meningkatkan uji coba, pembelian, pembelian kembali.
2.      Wawasan Pelanggan: Menemukan berlian dalam data
Wawasan pelanggan (Customer insight): sikap dan kepercayaan yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Wawasan pelanggan (customer insight) adalah fondasi untuk memahami pelanggan. Tentang apa yang memicu orang membuat keputusan dan apa yang dibalik pikiran serta perasaan orang-orang terhadap suatu produk atau jasa.
Secara umum, dalam skala yang lebih besar, wawasan pelanggan ini didapat dari analisis database dan segmentasi pelanggan. Pada beberapa industri, ini bahkan diawali dengan membuat semacam profil personal pembeli (buyer personal). Tapi langkah dalam skala yang lebih kecil dan secara induktif bisa dilakukan. Sebagai contoh, sebuah website perusahaan, kita dapat mengumpulkan dan mempelajari data pelanggan dari bagian komentar, FAQ (frequently asked questions), dan umpan balik. Ketika mengumpulkan data-data wawasan tersebut, Kita perlu memperhatikan bukan sekadar pada apa yang terang terang dan rinci, tapi terutama pada apa yang tidak tampak jelas, seperti ketertarikan, motif, dan hasrat seseorang.
Tujuan dari semua upaya menelusuri wawasan pelanggan ini adalah untuk membuat informasi, pesan, cerita, atau konten yang bisa ditemukan, dikonsumsi, menimbulkan keterlibatan, dan akhirnya membuat orang melakukan pembelian. Misalnya rokok Marlboro. Wawasan bahwa pria muda dan setengah baya berkhayal tentang kebebasan & macho kemerdekaan koboi. Ini memungkinkan pria untuk melarikan diri ke dalam fantasi ini (La Angka, 11/2014).
3.      Memilih Strategi Menjual
a.       Manfaat: bagaimana produk memuaskan kebutuhan, keinginan dan keinginan pelanggan; Janji: hal baik apa yang akan terjadi jika seseorang membeli produk ini; Alasan mengapa: pembuktian, dukungan atau bukti yang menjelaskan mengapa suatu produk akan memberikan manfaat yang dijanjikan.
b.      Fitur: atribut yang memberi suatu produk perbedaan yang khas
c.       Nilai-harga: menawarkan produk dengan kualitas terbaik yang bisa Anda beli dengan harga itu. Mungkin ada produk berkualitas lebih baik tapi harganya lebih mahal. Harga tetap, nilainya tidak. Nilai adalah persepsi tentang sesuatu yang berharga dari segi kualitas dan harga.
d.      Proposisi penjualan unik (USP): strategi penjualan berdasarkan perbedaan produk yang paling berbeda dari produk kompetitif; Memberikan alasan atau bukti di mana klaim, keuntungan atau proposisi berada
e.       Generik (kekhasan): menekankan fitur dasar atau keuntungan dari produk.
f.        Pre-emptive: berfokus pada atribut atau manfaat yang dimiliki oleh produk lain pada kategori yang diklaim namun tidak.
g.      Informasi: berdasarkan fakta tentang merek dan atributnya
h.      Kredibilitas: mempertinggi keyakinan & mengurangi persepsi risiko; Penggunaan endorser, PR, testimonial
i.        Emosional: berhubungan dengan pelanggan dan prospek pada tingkat afektif dan pindahkan mereka untuk merespons dengan perasaan
j.        Asosiasi: hubungan psikologis antara merek & pelanggan & prospeknya
k.      Gaya Hidup: Menggunakan situasi & simbol gaya hidup yang dapat dikenali oleh target audiens dengan atau bercita-cita tinggi
l.        Insentif: Menciptakan rasa kedekatan & penghargaan pelanggan untuk merespons dengan cepat
m.    Pengingat: Menjaga merek teratas dengan target. Digunakan oleh merek dewasa dengan identitas merek yang mapan & dirancang untuk mengarahkan ingatan pelanggan pada titik pembelian.
n.      Interaktif: Membuat komunikasi dua arah untuk membuka komunikasi dengan pelanggan dan menangkap umpan balik mereka


















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pesan adalah suatu proses komunikasi dalam penyampaian informasi, baik berupa ide atau gagasan yang dilakukan melalui lambang-lambang atau simbol lainnya yang disampaikan kepada orang lain agar maksud dan tujuan yang diharapkan, tersalurkan dengan baik. Adapun cara supaya pesan bisa dimengerti dengan baik adalah terdapat tiga unsur di dalamnya, yaitu: kode pesan, isi pesan, dan wujud pesan. Dari hal tersebut, maka ada tiga bentuk pesan yang biasa disampaikan, yaitu: informatif (berisi tentang fakta dan data), persuasif (berupa bujukan atau ajakan), dan bentuk koersif (berupa paksaan). Adapun cara penyampaian pesan, bisa kita lakukan dengan 2 jenis pesan, seperti pesan verbal (penyampaian yang dilakukan dengan menggunakan kata-kata) dan pesan nonverbal (penyampaian melalui gerak-gerik seperti ekspresi atau isyarat).
Langkah-langkah strategis dalam pengembangan pesan dibagi menjadi 3, yaitu:
1.      Menentukan tujuan komunikasi: Jenis dampak apa yang perlu dicapai pesan.
2.      Wawasan Pelanggan: Menemukan berlian dalam data
3.      Memilih Strategi Menjual.

B.     Saran
Dalam penyampaian suatu pesan, akan lebih baik jika dilakukan melaui strategi-strategi yang baik dan tepat, guna mendapatkan maksud dan tujuan dari yang diharapkan.


















DAFTAR PUSTAKA

Harold W. Berkman, Christopher C. Gilson. Consumer Behavior: Concepts and Strategies. Kent Publishing Company. 1986.
Laurie J. Wilson, Joseph D. Ogden. Strategic Communications Planning: For Effective Public Relations and Marketing. Front Cover. Kendall/Hunt Pub. 2008.
La Angka. Arfan. http://www.arfanlaangka.org November 28, 2014
Larry A. Samovar, & Richard E. Porter. Intercultural Communication: A Reader: A Reader. Limited preview. 1994.
Muhammad Suryanto, Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan. Andi. Yogyakarta. 2004.
Richard West dan Lynn H. Turner. Introducing Communication Theory, 4th ed. McGraw Hill. New York. 2010.
Siahaan, S.M. Komunikasi Pemahaman dan Penerapan. PT. BPK Gunung Mulia. Jakarta. 1991.
Widjaja, A.W. Pengantar Studi Ilmu Komunikasi. Rineka Cipta. Jakarta. 1999.

DAFTAR SUMBER INTERNET
https://swa.co.id/